Menunda Pekerjaan sama dengan Membuat Waktu
Cerita islami. seorang menteri mengeluh atas pekerjaan yang dilakukan seorang amirul mukminin, Umar bin Abdul Azis. Dalam kesehariannya, umar melakukan semua tugas kenegaraanya hingga larut malam. Padahal, waktu yang disediakan hanya sampai ba’da Maghrib (waktu setelah Maghrib).
Suatu hari, sang menteri memberanikan diri menyapa Umar, “wahai Amirul Mukminin, hendaknya berhentilah dari pekerjaan itu sejenak. Bukankah esok hari bisa dilanjutkan?” Mendengar sapaan tersebut, Umar menjawab, “Wahai Menteri, hendaknya pekerjaan itu tidak ditunda-tunda. Selesaikanlah sampai tuntas. Bukankah esok hari banyak pekerjaan baru yang mesti kita selesaikan juga”
Sang menteri tertunduk malu dengan jawaban yang keluar dari mulut umar’ karena ia sering mengulur-ulur pekerjaan. Ia pun berkata kepada Umar “Wahai Amirul Mukminin’ apa yang diucapkan benar adanya,” ujat sang menteri.
Hikmah Cerita
Apa pun pekerjaan yang menjadi tanggung jawab kita, harus diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. menunda pekerjaan seperti PR atau lainnya berarti membuang waktu dan menambah beban
Sang menteri tertunduk malu dengan jawaban yang keluar dari mulut umar’ karena ia sering mengulur-ulur pekerjaan. Ia pun berkata kepada Umar “Wahai Amirul Mukminin’ apa yang diucapkan benar adanya,” ujat sang menteri.
Hikmah Cerita
Apa pun pekerjaan yang menjadi tanggung jawab kita, harus diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. menunda pekerjaan seperti PR atau lainnya berarti membuang waktu dan menambah beban
0 Response to "Menunda Pekerjaan sama dengan Membuat Waktu"
Post a Comment